Header Ads Widget

Belajar Terus Seterusnya Pembelajar

8 Soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Bagi Balita

Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu penyelenggara pendidikan dan kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Penilaian mutu penyelenggara pendidikan didasarkan pada kualitas hasil belajar peserta didik pada kompetensi mendasar. Kompetensi mendasar ini meliputi literasi, numerasi, dan karakter. Semuanya diperoleh dari tiga instrumen, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Asesmen Nasional dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi. Selanjutnya informasi tersebut akan digunakan sebagai pedoman peningkatan kualitas pembelajaran. Sehingga pada akhirnya akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar peserta didik.

Tanya Jawab AKM

Asesmen Nasional menjadi tolok ukur bagi kemajuan di satuan pendidikan. Oleh karena itu, selain diikuti oleh peserta didik, asesmen juga diikuti oleh guru dan kepala sekolah. Dengan demikian akan diperoleh informasi lengkap untuk perbaikan proses pembelajaran di sekolah bersangkutan. Salah satunya adalah melalui AKM.

AKM hanya mengukur kemampuan literasi dan numerasi. Hal ini disebabkan karena kedua hal tersebut merupakan kompetensi mendasar. Kompetensi di kedua bidang tersebut menentukan pola pikir. Selain itu, juga akan memengaruhi berpikir secara logis dan sistematis.

Mengenalkan AKM pada Balita

Cara berpikir logis dan sistematis ini bagus jika dikenalkan dan diajarkan sejak dini. Tujuannya agar kelak anak terbiasa memecahkan masalah dengan baik. Tentunya disesuaikan dengan usia dan perkembangan balita.

Balita berusia empat tahun termasuk usia emas. Pada usia ini mereka sudah senang mendengarkan cerita. Kesenangan inilah yang bisa diambil sebagai kesempatan mengenalkan AKM kepada mereka.

Mengenalkan dan mengajarkan AKM pada balita tidak dibutuhkan kemampuan khusus. Orang tua hanya cukup menyediakan stok cerita. Setelah itu, tinggal mengolah cerita menjadi soal cerita yang ringan dan menyenangkan. Tidak lupa juga berusaha memberikan jawaban pancingan saat balita mengalami kesulitan.

8 Contoh Soal AKM bagi Balita

Berikut ini adalah contoh soal cerita yang bisa digunakan orang tua untuk mengenalkan AKM pada balita. Mari kita simak bersama-sama!

  • Di sebuah hutan hiduplah seekor singa. Setiap hari singa itu duduk di atas sebuah batu. Dia menunggu hewan-hewan lain mengantarkan makanan. Singa itu paling suka makan daging rusa. Suatu hari dia memerintahkan anak buahnya menangkap rusa. Anak buahnya pun berhasil menangkap lima ekor rusa. Salah satunya adalah rusa betina. Namun, singa gagal memakan mereka. Kelima rusa itu berhasil kabur. Dari cerita tersebut orang tua bisa mengembangkan menjadi banyak pertanyaan. Misalnya, di manakah tempat tinggal singa? Pertanyaan lainnya, yaitu kenapa singa tidak makan rumput? Bisa juga dikembangkan menjadi, ada lima rusa yang salah satunya betina, berapakah rusa yang jantan? Dan, masih banyak pertanyaan lain yang bisa diajukan kepada balita Anda.
  • Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang nenek tua. Nenek tua itu bernama Mbok Rondo. Dia hidup sendirian. Sehari-hari dia mengumpulkan kayu bakar di hutan untuk dijual. Suatu hari dia bertemu seorang raksasa. Raksasa itu memberikan biji timun kepada Mbok Rondo. Mbok Rondo pun akhirnya pulang dan menanam biji timun itu. Setiap hari dia merawat tanamannya dengan baik. Dia rajin menyiram dan juga mencabut rumput di sekitar pohon timun. Akhirnya pohon timun itu tumbuh merambat dan berbuah banyak. Salah satunya berukuran besar dan berwarna kuning keemasan. Berdasarkan cerita tersebut bisa dikembangkan pertanyaan. Misalnya, kenapa Mbok Rondo mencabuti rumput di sekitar tanaman timun? Atau bisa juga, apakah pohon timun sama dengan pohon mangga? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang bisa dikembangkan.

Contoh Soal Lainnya

  • Rama diajak ayahnya pergi ke sawah. Di sawah Rama tidak mau membantu ayahnya bekerja. Padahal ayahnya sudah sangat kelelahan. Rama lebih memilih main HP di bawah pohon yang tumbuh di sana. Berkali-kali ayahnya memanggilnya. Namun, Rama tetap tidak mau membantu. Pertanyaan yang bisa diajukan misalnya, kenapa Rama tidak mau membantu ayahnya? Menurutmu sikap Rama itu baik atau tidak? Pertanyaan lain bisa dikembangkan lagi.
  • Dini seorang anak yang pandai bernyanyi. Setiap hari ibunya mengajarinya. Dini dengan senang hati selalu latihan. Berbeda dengan Dina, kakaknya yang suka malas berlatih. Suatu hari keduanya ikut lomba menyanyi di tingkat kampung. Dini berhasil menjadi juara. Dia mengalahkan kakaknya. Dari cerita tersebut orang tua bisa mengembangkan pertanyaan. Misalnya, kenapa Dini bisa menang lomba menyanyi? Bisa juga, apa yang harus dilakukan Dina agar bisa menang lomba menyanyi? Dan masih banyak lagi tergantung kreativitas orang tua.
  • Suatu hari rumah Budi kebanjiran. Air hujan di got tidak bisa mengalir. Banyak sampah yang menyumbat. Selain itu, bau busuk juga menyengat. Saat hujan reda banyak lalat beterbangan di atas tumpukan sampah itu. Ayahny mengajak Budi membersihkan sampah itu. Rumah Budi pun tidak lagi kebanjiran. Dari cerita tersebut kira-kira pertanyaan apa yang cocok, ya? Cerita tersebut bisa dikembangkan menjadi pertanyaan, kenapa rumah Budi kebanjiran? Bisa juga, apa akibatnya jika sampah dibiarkan menumpuk? Atau pertanyaan bisa berupa, di manakah kita seharusnya membuang sampah? Dan masih banyak lagi lainnya.

Contoh Soal Lainnya

  • Di jalan depan rumah, Rini dan Desi bertemu dengan seorang pengemis. Rini bermaksud memberikan uang sakunya kepada pengemis itu. Namun, Desi melarangnya. Menurut Desi nanti Rini tidak bisa belanja. Rini pun akhirnya bingung menentukan pilihan. Pertanyaan yang bisa dikembangkan dari cerita tersebut misalnya, menurutmu apa yang harus dilakukan Rini?
  • Suatu hari Toni masuk ruang kerja ayahnya. Diam-diam dia mengambil pulpen milik ayahnya. Dia kemudian memberikan pulpen itu pada Alvi. Dia tahu Alvi sangat membutuhkannya untuk mengerjakan tugasnya. Ayahnya kaget ketika tahu pulpennya hilang. Budi pun jujur mengakui kalau dia yang mengambilnya.
  • Akbar sedang berjalan menuju masjid. Di tengah jalan dia bertemu Komang. Komang adalah teman sekelas Akbar. Mereka berdua berbeda agama. Komang mengajak Akbar pergi bermain. Akbar menolaknya karena harus mengaji. Komang tidak memaksa Akbar. Akhirnya, Komang pun menunggu Akbar selesai mengaji. Keduanya akhirnya pergi bermain bersama.

Soal nomor 7 dan 8 silakan Bapak/Ibu mencoba sendiri mengembangkan cerita menjadi pertanyaan. Semua di atas hanyalah sedikit contoh saja. Masih banyak contoh cerita seru yang bisa dijadikan bahan membuat soal AKM untuk balita. Kreativitas dan ketekunan mencoba adalah kunci keberhasilan.

Perlu Diperhatikan

Beberapa hal perlu diperhatikan saat mengenalkan soal AKM pada balita. Bagaimanapun juga balita memiliki keunikannya masing-masing. Sementara orang tua mempunyai kreativitas masing-masing.

Beberapa poin yang harus diperhatikan antara lain:

  1. Memperhatikan tingkat ketertarikan balita terhadap cerita. Jika dirasa balita kurang tertarik, sebaiknya tidak dipaksakan. Alternatifnya adalah mengganti cerita dengan yang lebih menarik. Bisa cerita rekaan maupun kenyataan yang dialami;
  2. Memilih waktu yang tepat untuk bercerita. Hal ini karena usia balita masih dalam tahap belajar mengatur waktu. Sebagai orang tua pasti paham waktu terbaik;
  3. Tidak memasang target terlalu muluk atas jawaban balita. Jawaban awal balita hanyalah dasar bagi orang tua untuk terus mengembangkan pertanyaan;
  4. Memanfaatkan buku cerita bergambar untuk menarik minat dan memudahkan balita dalam memahami isi ceri
  5. Memberikan penguatan atas jawaban yang diberikan balita. Penguatan ini akan tertanam sebagai nilai-nilai baik dalam pikiran mereka.

Selamat mencoba, Bapak/Ibu Hebat!

Baca Juga: Kenangan, Kenyataan, dan Harapan Literasi Anak

Referensi:

Pusmenjar Kemdikbud

Posting Komentar

0 Komentar