Header Ads Widget

Belajar Terus Seterusnya Pembelajar

LMS Modul 1.4.a.3. Mulai dari Diri - Budaya Positif

Bentuk kegiatan dalam LMS Modul 1.4.a.3. adalah refleksi mandiri. Pada bagian ini, Calon Guru Penggerak (CGP) diminta menjawab beberapa pertanyaan dan harapan terkait interaksi guru dengan murid pada masa lalu. Setelah mempelajari bagian ini, CGP memahami bagaimana proses pendidikan yang ia peroleh dulu di bangku sekolah dalam membentuk karakter dirinya setelah dewasa dan menghayati bahwa pembentukan budaya positif di sekolah menjadi dasar bagi pembentukan karakter murid di kemudian hari.

Pada bagian ini, CGP mengingat kembali dirinya beberapa puluh tahun lalu saat masih berstatus sebagai murid. Hal ini sebagai refleksi bahwa saat ini seringkali guru menilai kualitas pendidikan dari sudut pandang orang dewasa. Menjelajahi pengalaman masa lalu membuat guru bisa melihat lebih dekat sudut pandang murid sebagai subjek pendidikan.

Pertanyaan-Pertanyaan

Pertanyaan 1

Bagaimana budaya interaksi Anda sebagai murid dengan guru ketika sekolah dulu?

Semasa sekolah saya mengalami tingkat interaksi yang berbeda-beda sesuai jenjang pendidikan. Semasa SD interaksi saya cukup baik terutama guru kelas. Dalam keseharian guru kelas percaya dengan kemampuan saya. Kepercayaan itu dilakukannya dengan mengikutkan saya dalam berbagai lomba akademik maupun nonakademik.

Interaksi dengan guru mengalami penurunan ketika saya SMP. Hanya guru tertentu saja saya berinteraksi terutama guru mata pelajaran yang memang saya senangi. Di luar pelajaran saya sering menanyakan kesulitan pelajaran kepada beliau. Minumnya interaksi membuat prestasi saya menurun saat SMP.

Keadaan berubah ketika menginjak SMA. Saat SMA saya mulai aktif berinteraksi dengan guru, baik wali kelas maupun guru lain. Interaksi yang terbangun dalam bentuk obrolan di luar kelas. Interaksi ini sedikit banyak kembali meningkatkan kepercayaan diri untuk mengukir prestasi.

Pertanyaan 2

Bagaimana budaya sekolah Anda memengaruhi karakter Anda?

Budaya sekolah semasa SD kental dengan gotong royong. Mulai kelas 5 dan 6, mulai diterapkan piket sekolah. Bukan lagi piket sebatas kelas. Saat piket sekolah, saya memilih membersihkan ruang guru sekaligus perpustakaan. Di sana sambil membersihkan saya mencuri waktu untuk membaca buku. Kadang saya membawanya pulang tanpa sepengetahuan dan mengembalikan setelah selesai membacanya.

Semasa SMP, yang terlihat budaya pembelajaran berbasis kecakapan hidup. Banyak tugas diberikan terkait kecakapan hidup, misalnya mencangkok, stek, membuat kerajinan, dll.

Saat SMA mulai mengenal budaya kompetisi yang sehat. Saat SMA sudah mulai ada seleksi kemampuan murid untuk mengikuti lomba sesuai minat dan bakat. Budaya-budaya di sekolah saya sejak SD sampai SMA tersebut membentuk karakter saya menjadi seseorang yang gemar membaca, membuka diri terhadap kerjasama serta kompetitif dan pantang menyerah.

Pertanyaan 3

Dari hasil refleksi pengalaman masa lalu yang dikaitkan dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan nilai guru penggerak, seperti apakah konsep budaya positif menurut Anda?

Konsep budaya positif ditumbuhkan melalui proses pembiasaan menumbuhkan kesadaran diri murid sesuai kondisi dan potensinya untuk menjadikan hal tersebut sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupannya.

Budaya Positif

Apakah kita sudah menggunakan momen berkomunikasi tersebut untuk menciptakan peluang membangun hubungan yang positif dan lebih dekat dengan murid kita?

Secara umum sejauh ini komunikasi dengan murid sudah berjalan dengan baik. Hanya saja belum bisa dilakukan dengan semua murid. Belum seluruhnya masih sebatas kelas yang diajar dan anggota ekstrakurikuler yang dibimbing. Ke depannya memerlukan forum komunikasi murid dengan agenda kegiatan rutin berupa diskusi untuk kemajuan sekolah.

Harapan 1

Apa saja harapan yang ingin Anda tumbuhkan pada diri Anda sebagai seorang pendidik dalam mengembangkan budaya belajar di sekolah?

Harapan yang ingin ditumbuhkan adalah saya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam membangun budaya belajar di sekolah. Ke depannya saya juga memiliki harapan tetap memperoleh dukungan dari semua pihak dalam pengembangannya.

Harapan 2

Apa saja kegiatan, materi, dan manfaat yang Anda harapkan dalam modul ini?

Kegiatan yang diharapkan adalah adanya bimbingan mandiri dalam mengembangkan budaya positif di sekolah. Materi yang saya harapkan tentu yang terkait dengan apa itu budaya positif, apa saja contohnya, bagaimana penerapan di sekolah, dan upaya apa yang bisa dilakukan oleh seorang guru penggerak untuk mengembangkannya. Berharap banyak manfaat saya peroleh guna implementasi di sekolah.

Dari jawaban atas pertanyaan dan harapan, CGP akhirnya tersadar bahwa masih membutuhkan belajar banyak hal untuk bisa menciptakan budaya positif. Salah satunya adalah belajar dari interaksi dengan guru di masa lalu. Terutama interaksi yang memberikan pengaruh terhadap karakter CGP saat ini.

Guru bergerak, Indonesia maju!

Posting Komentar

0 Komentar