Header Ads Widget

Belajar Terus Seterusnya Pembelajar

(Bukan) Kamu Juara Kelasnya

“Kok bisa?”

Pertanyaan demi pertanyaan pun bermunculan di benak Rama. Pikirannya terganggu dengan ucapan Sinta tempo hari.

“Kamu yang akan jadi juara kelasnya. Selamat, ya,” kata Sinta sambil tersenyum.

Saat itu Rama hanya tersipu. Namun, dia tidak tinggal diam untuk mencari jawaban.

“Tahu dari mana kamu?” tanya Rama sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Dari Bu Guru. Bu Guru bilang, kamu juara kelasnya,” jawab Sinta sambil berlalu setelah mengucapkan selamat untuk kesekian kalinya.

Hari ini adalah saatnya pembagian rapor. Semua siswa SMP Angin Ribut terlihat gembira. Tidak terkecuali Rama dan teman-temannya di kelas 8. Semua bergembira. Terlebih Rama. Di pelupuk matanya piagam dan hadiah terpampang seolah nyata adanya. Dia merasa bersyukur karena selama ini telah belajar dengan sebaik-baiknya. Bayangan tentang juara kelas membuatnya menarik bibir ke dua arah berbeda.

Sayangnya hanya sesaat saja. Senyuman itu mendadak berubah menjadi merah di mukanya saat Bu Guru mengumumkan juara kelas. Sama sekali tidak disebut namanya. Pesta pun usai. Rama menemui Sinta.

“Dasar pembohong kamu, Sinta!” kata Rama dengan nada tinggi.

Sinta hanya tersenyum sambil berkata, “Kan, kemarin aku bilang … kamu juara kelasnya, kata Bu Guru. Bener, kan?”

“Apanya yang bener?! Kamu yang jadi juaranya bukan aku,” sungut Rama.

Sinta berusaha mempercepat langkahnya sambil berkata, “Iya. Kan, aku bilang kemarin, kamu juara kelasnya, begitu kata Bu Guru padaku. Kamu, begitu kata Bu Guru padaku. Bu Guru enggak nyebut nama, kok. Ha ha ha.”

“Sintaaaa!”

- mo –

Posting Komentar

0 Komentar