Aku, Kamu, Dia
Aku
Apa adanya
Seringkali seadanya
Memburu rindu sekuatnya
Memeluk rasa semampunya
Demikian senantiasa rupanya
Tak lelah menjadi berbeda
Tak goyah dalam upaya
Namun, kadang seringkali lupa
Terlupakan istilah lebih tepatnya
Dari riuh pesta pora
Pada bingar perayaan usaha
Padahal sejatinya tidaklah berbeda
Bersama mendidik anak bangsa
Aku dengan caraku
Mengheningkan keriuhan kata-kata
Tenggelam bersama upaya
Apakah sia-sia?
Tidak pernah
Seharusnya
Kamu
Hadir menguatkan
Membungkam kesedihan
Meskipun sesekali menuntut
Namun, wajar adanya
Setidaknya demikian dirimu
Tak lelah menguatkan kelemahan
Tak jarang membetulkan kesalahan
Seringkali membangkitkan yang terkulai
Dengan doa takkan usai
Ada puji dalam kemenangan
Menabur sabar dalam kekalahan
Sendiri kuat, berdua nikmat
Mengeja waktu menguatkan kalbu
Tanpamu senjaku sia-sia
Bersamamu gulitaku benderang
Dalam doa-doa menguatkan
Senantiasa bersama
Merawat senja
Berdua
Dia
Penanda kasih
Penjaga senja
Kepadanya segala tercurah
Baginya semua membuncah
Lewat kata-kata indah
Menitipkan masa depan kebahagiaan
Meletakkan asa tanpa kesedihan
Mengajarkan kuat menjalani kehidupan
Mengobarkan semangat dalam kelelahan
Kepadanya setiap rencana tertata
Kepadanya segala suka dieja
Menjelma binar sehimpun pelita
Membakar gelora tepiskan gulita
Dialah buah hati
Bukti cinta berdua
Dititipkan lewat doa
Sepenuh jiwa
Segenap raga
Selamanya
0 Komentar