Sebuah pertanyaan refleksi diri setelah mengikuti beberapa tahap kegiatan Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 2. Pertanyaan sederhana yang kurang lebih artinya, “Hendak pergi ke mana, Calon Guru Penggerak?” Pertanyaan yang sebenarnya sederhana. Namun, menjawabnya sungguh melewati pemikiran yang rumit. Padahal kalau mau berpikir, jika memang sederhana lantas kenapa harus dibuat rumit?
Pertanyaan ini bukan semata tentang jawaban yang rumit. Yang rumit adalah jalan pemikiran menuju ke arah jawaban. Kita bisa saja menjawab, “Saya hendak pergi ke sekolah.” Beres. Namun, apakah hanya sebatas itu saja? Rasanya jika berkaitan dengan CGP, jawabannya bisa lebih dari sekadar itu. Bukan saja perihal hendak pergi ke sekolah, tetapi lebih jauh terkait apa yang akan dilakukan di sekolah. Bisa juga pergi menuju kemajuan sekolah. Bebas saja menjawab pastinya.
Seorang CGP sudah selayaknya memikirkan jawaban sejauh mungkin. Tentu bergantung pada situasi dan kondisi lahirnya pertanyaan tersebut. Masing-masing memiliki kemerdekaan dalam memaknai sebuah pertanyaan, sesederhana apa pun. Namun, apa pun jawabannya tetap sah-sah saja. Bagaimanapun juga masing-masing mempunyai alasan sendiri atas jawabannya. Tidak bisa dipukul rata juga harus menjawab seperti apa.
Dari uraian singkat di atas kembali kepada masing-masing CGP memaknai pertanyaan, “Hendak pergi ke mana, Calon Guru Penggerak?” Saya pribadi lebih memilih untuk menjawab sesuai keadaan yang sebenarnya, “Saya hendak pergi menjemput mimpi menjadi salah satu bagian terbaik dalam perubahan pendidikan dan pengajaran di Indonesia. “
Mungkin terdengar bombastis. Namun, bukan berarti menjadi hal mustahil diwujudkan. Setidaknya jawaban tersebut menjadi motivasi sendiri untuk terus belajar dan bergerak berbenah agar lebih siap untuk berubah.
Salam Bloger Pembelajar
Sudomo
www.eigendomo.com
0 Komentar