Mataram - Setelah mengikuti Bimtek LMS pada hari Kamis (8/4), Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 2 akan kembali melanjutkan rangkaian Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP). Agenda terdekat adalah Lokakarya Perdana PGP yang akan diselenggarakan pada hari Sabtu (10/4). Lokakarya selama sehari tersebut akan diselenggarakan oleh Kemendikbud RI melalui P4TK PKn dan IPS.
Sebanyak 70 orang CGP dari kabupaten Lombok Barat telah menyiapkan diri untuk mengikuti lokakarya dengan sebaik-baiknya. Sebagai bentuk persiapan, CGP pun mulai menyibukkan diri dengan melengkapi persyaratan. Mulai dari penyiapan diskusi seru perihal Surat Tugas di grup WA sampai pembahasan Rapid Antigen COVID-19.
Topik terkait surat tugas pun usai dengan beredarnya file Surat Tugas secara kolektif. Berbeda halnya dengan perkara Rapid Antigen COVID-19 yang memunculkan banyak cerita. Ada yang mencoba menawar untuk rapid biasa hingga tentang vaksinasi yang sudah diterima. Semua mengalir hingga menemui titik terang. Sebuah kabar terusan dari narahubung menjawab semuanya.
Keesokan harinya, Jumat (9/4) yang artinya H-1 pelaksanaan, para undangan pun mulai melakukan swab. Tidak terkecuali saya yang memilih rumah sakit terdekat, yaitu Metro Medika. Selain dekat dengan rumah, rumah sakit tersebut banyak mendapat rekomendasi dari anggota grup WA.
Sepulang sekolah saya pun memutuskan bergegas menuju RS Metro Medika. Setiba di sana saya melihat banyak kendaraan bermotor terparkir di halaman depannya yang luas. Di rumah sakit di wilayah Rembiga tersebut, saya pun disambut ramah oleh petugas. Setelah menanyakan keperluan, petugas itu mengantarkan saya ke bagian dalam rumah sakit. Setelah melalui proses administrasi, petugas itu kembali mengantar saya ke laboratorium.
Di bagian belakang rumah sakit itu telah menunggu beberapa orang. Entah mengapa saya yakin mereka juga sedang mengantre untuk mengambil hasil rapid antigen. Hingga akhirnya tiba giliran saya untuk dites. Dengan sabar petugas memberikan petunjuk posisi hidung yang tepat agar mudah mengambil sampel. Tidak butuh waktu lama proses itu pun usai. Yang tersisa hanya sedikit perih pada bagian hidung.
Setelahnya saya pun menunggu hasil rapid antigen seperti yang lainnya. Saat itulah tragedi berawal. Entah apa penyebabnya perut saya mendadak mulas. Namun, sesaat setelahnya menghilang saat berusaha membuka perbincangan dengan salah seorang yang sedang menunggu giliran. Obrolan singkat dengan Ibu Nining dari SMA Negeri 1 Gunungsari itu pun mampu membuat saya lebih tenang saat menunggu hasil. Ketenangan yang akhirnya menghentikan tragedi pasca rapid antigen.
Hingga akhirnya satu per satu mulai meninggalkan lokasi dengan membawa hasil negatif. Tidak terkecuali saya. Sepanjang menyusuri koridor rumah sakit menuju halaman depan, banyak perbincangan mengalir bersama mereka. Salah satu yang menarik adalah obrolan bersama Ibu Hj. Siti Marwanah terkait dunia tulis-menulis. Banyak hal kami obrolkan, terutama menyangkut kiprah PGRI Lombok Barat dalam turut memajukan literasi di Lombok Barat.
Obrolan pun usai saat kami semua tiba di tempat parkir. Berpisah untuk sementara adalah cara kami semua untuk kembali bersua. Bersua bersama-sama untuk bergerak dan menggerakkan dunia pendidikan ke arah yang lebih baik ke depannya. Sebuah tekad yang sejak awal telah menjadi komitmen kami semua.
Perjumpaan hari itu dengan orang-orang hebat meninggalkan kesan yang mendalam. Banyak hal saya pelajari diam-diam saat mendengarkan mereka mengobrol sebelum pulang. Namun, itu ternyata hanya permulaan.
Sebuah tragedi kembali menghampiri. Sepulang dari rumah sakit saya langsung menuju lembaga sosial tempat saya mengabdi dan berbagi. Baru saja mau duduk di meja kerja, ingatan tentang sesuatu membuat saya mengurungkannya.
“Astaga! KTP saya ketinggalan di rumah sakit!”
Teriakan saya mengejutkan rekan kerja. Aku pun bergegas pamitan kembali ke rumah sakit. Ada perasaan was-was ketika kembali ke rumah sakit. Ada kekhawatiran petugas jaga pendaftaran mengalami pergantian. Benar saja. Setiba di sana petugas bukan lagi orang yang sama. Beruntung tragedi ketinggalan KTP bisa terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Pada akhirnya hari ini saya belajar tentang pentingnya mengecek kembali setelah menyelesaikan sesuatu agar tragedi tidak terulang kembali.
Salam Bloger Pembelajar
Sudomo
www.eigendomo.com
0 Komentar