Header Ads Widget

Belajar Terus Seterusnya Pembelajar

Ujian Pertama Calon Guru Penggerak

Ujian pertama ini bukan tes awal Calon Guru Penggerak (CGP). Ujian pertama ini berbeda jauh dengan tes awal. Mulai dari peruntukan, bentuk soal hingga batas waktu penyelesaian. Tes awal terdiri dari tujuh belas soal berbentuk pilihan yang berlaku bagi seluruh CGP. Sementara itu, ujian awal ini tidak berbentuk soal pilihan. Ujian awal ini juga tidak memiliki batas waktu tertentu penyelesaian. Istimewanya, ujian ini tidak berlaku bagi seluruh CGP. Sepertinya hanya berlaku bagi saya sendiri.

Lo kok bisa?!

Iya. Ujian awal sebagai CGP ini kenyataannya memang saya alami. Padahal Pendidikan Guru Penggerak (PGP) baru beberapa hari berjalan. Soal ujian awal ini tentang upaya menjawab tantangan menyelesaikan apa yang sudah saya mulai. Komitmen menyelesaikan PGP memang masih terjaga hingga saat ini. Yang menjadi tantangan adalah menjaga konsistensi diri mengikuti pendidikan di tengah kesibukan lainnya. Benar. Soal ujian awal ini hanya satu pertanyaan, “Bisakah saya mengatur diri membagi waktu sampai sembilan bulan ke depan?”

Satu soal singkat yang sepertinya membutuhkan perenungan panjang untuk menemukan jawaban. Padahal sejatinya kunci jawaban saya yang memegang. Namun, bukan jaminan bagi saya mudah untuk menemukan jawaban yang tepat.

Sejauh ini saya hanya bisa menjawab lirih, “Pasti bisa!”

Jawaban yang sebenarnya hanya sekadar menguatkan hati. Setidaknya hati yang kuat merupakan modal agar ide-ide di kepala tidak sampai sekarat. Jawaban yang jujur lebih pada sebuah harapan, belum sampai tahap keyakinan. Bagaimanapun juga saya harus realistis mengukur kesanggupan diri. Tentu menyesuaikan dengan banyaknya aktivitas sehari-hari.

Jam kerja di sekolah dari pukul 08.00 sampai 14.00 Wita sebenarnya waktu yang panjang untuk fokus pada PGP. Terlebih masih diberlakukannya mode ‘Kukejar’. Setidaknya saya memiliki rentang waktu untuk mempelajari modul dan menyelesaikan tugas PGP. Namun, kenyataannya tidak semudah itu. Dukungan penuh dari sekolah belum menjawab kegelisahan saya.

Selain untuk kegiatan sekolah, saya memanfaatkan rentang waktu enam jam tersebut untuk hal lainnya. Menjadi content writer sebuah proyek hingga tiga bulan ke depan. Selain itu, juga harus membuat narasi dalam 10 cuitan di Twitter berdasarkan tema yang diberikan pada hari-hari tertentu.

Ditambah juga dengan aktivitas mengembangkan diri lewat berbagai lomba. Belum lagi sepulang sekolah harus bergelut dengan pelaksanaan dan laporan kegiatan di sebuah lembaga sosial. Bahkan sepulang dari kantor pun saya masih harus berjualan pulsa dan paket data secara daring. Bukan itu saja sebenarnya. Saya masih harus mengatur diri membagi waktu untuk komunitas menulis. Tidak lupa juga menghabiskan banyak waktu dengan keluarga.

Banyaknya aktivitas saya memang bukan semata-mata perkara urusan pendapatan saja. Namun, aktivitas-aktivitas tersebut memang sebagian hobi yang sudah saya tekuni sejak lama. Tentunya hobi yang selain memberikan kebahagiaan juga menambah pendapatan. Sebagai seorang guru tanpa embel-embel tunjangan profesi, sedikit apa pun penghasilan tambahan di luar gaji pokok tetaplah hal yang sangat berarti.

“Kenapa tidak kuliah lagi saja?”

Pertanyaan yang sering terlontar dari keluarga dan teman sejawat. Tahun ini sebenarnya berencana kuliah jurusan pendidikan. Hanya saja saya berpikir ulang tentang waktu. Sepertinya saya belum cukup mampu menambah ilmu yang lain. Terlebih saat ini sedang mengikuti PGP. Sebuah perjalanan panjang yang semata-mata demi anak negeri. Sebab saya pribadi belum tahu pasti, akan menjadi apa saya setelah lulus PGP ini. Akankah tetap menjadi guru biasa dengan pengetahuan dan pengalaman baru? Atau menjadi guru sekaligus pemimpin pembelajaran? Atau ada prioritas dan reward lain yang telah disiapkan oleh pemerintah? Entahlah. Satu yang pasti, saya yakin akan menjadi sosok guru yang lebih baik dari hari ini.

Saat ini ujian awal itu masih berlangsung. Kapan pengumpulan jawabannya? Saya sendiri tidak tahu meskipun sebenarnya telah memegang kunci jawaban. Ada harapan di am-diam semoga tidak akan mengalami hambatan berarti selama menjalani berbagai aktivitas sehari-hari. Perlahan tetapi pasti pada akhirnya, jawaban ujian awal itu akan saya temukan. Pasti!

Posting Komentar

0 Komentar