Header Ads Widget

Belajar Terus Seterusnya Pembelajar

Waktunya Calon Guru Penggerak Menyimpulkan dan Merefleksikan Modul 1.1.

Sintesis Antarmateri

Pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) dalam pendidikan dan pengajaran erat kaitannya dengan upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Dari beberapa pemikiran KHD dapat disimpulkan bahwa sejatinya pendidikan merupakan proses panjang perubahan yang berorientasi pada murid. Kesimpulan tersebut merupakan muara dari penjelasan panjang terkait pemikiran KHD.

Penjelasan-penjelasan tersebut menguraikan tentang materi terkait pendidikan. Materi-materi yang pada dasarnya bisa berdiri sendiri. Namun, tetap bisa ditarik benang merah antarmateri. Tujuannya adalah memudahkan memahami materi secara keseluruhan. Benang merah antarmateri diwujudkan melalui kesimpulan.

Baca Juga: Sebuah Kerangka Pembelajaran Calon Guru Penggerak

Salah satu pemikiran KHD adalah terkait dengan peran dan tugas guru dalam pendidikan sebagai penuntun. Dalam melakukan peran ini, guru harus berorientasi pada murid. Memberikan tuntunan dalam banyak hal positif merupakan upaya membentuk budi pekerti dan karakter pada murid.

Pemikiran lainnya, yaitu pendidikan adalah tempat persemaian benih kebudayaan. Demikian halnya dengan pemikiran ini. Dalam implementasi pemikiran ini, guru harus berpusat pada murid. Dengan demikian akan tumbuh kasih sayang dan keikhlasan dalam menumbuhkembangkan murid sebagai benih.

Selain itu, pendidikan dapat menjadi ruang bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan. Dalam pendidikan berpusat pada murid, pemikiran ini bisa diartikan sebagai upaya memanusiakan manusia. Dari segi kemanusiaan, pendidikan tidak pernah melepaskan diri dari hakikat murid sebagai makhluk individu dan sosial. Selain itu, juga berarti bahwa dalam proses pendidikan ada sisi kemanusiaan yang juga harus dijaga dan dikembangkan.

Pemikiran lainnya, yaitu pendidikan hendaknya senantiasa terbuka terhadap perubahan, tetapi harus tetap waspada terhadapnya. Hal ini penting karena bagaimanapun juga pelibatan murid secara penuh tidak lepas dari kodrat alam dan zaman. Keduanya sangat berhubungan erat dengan kreativitas guru dalam menciptakan pembelajaran bermakna sesuai zaman. Terakhir adalah pemikiran terkait pendidikan merupakan upaya membentuk budi pekerti dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila. Pada pendidikan berpusat pada anak, setidaknya ada satu profil pelajar Pancasila yang dikembangkan.

Refleksi Mandiri

Dengan berbekal sintesis antarmateri yang telah dipelajari terkait pemikiran KHD, beberapa hal tercatat sebagai poin penting. Poin-poin tersebut selanjutnya terangkum sebagai sebuah refleksi mandiri. Setidaknya ada tiga poin, yaitu apa yang saya percaya sebelum saya mempelajari modul. Kemudian tentang apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini. Selain itu juga terkait apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD.

Sebelum mempelajari modul ini, saya percaya bahwa murid saya sebenarnya memiliki potensinya masing-masing. Hanya saja dalam implementasinya masih jauh dari pemikiran KHD. Selama proses pembelajaran di kelas saya memiliki kecenderungan menyamaratakan potensi murid atas nama target kurikulum. Hal ini berimbas pada bimbingan belajar yang kurang bermakna karena tidak sesuai dengan diri pribadi murid.

Baca Juga: Quo Vadis, Calon Guru Penggerak?

Selain itu, saya juga memercayai bahwa murid saya sama sekali belum memiliki pengetahuan dasar tentang materi yang akan saya ajarkan. Dampaknya adalah saya mendominasi penjelasan di kelas, sehingga jarang memberikan kesempatan kepada murid untuk mengeksplorasi pengetahuan awal yang mereka miliki. Saya juga percaya bahwa murid-murid saya tidak bisa diajak berkolaborasi dalam menyiapkan proses pembelajaran di kelas. Hal ini membuat segala persiapan saya sendiri yang melakukan.

Namun, sedikit demi sedikit pemahaman saya berubah dan pengetahuan pun bertambah. Pemikiran saya tentang potensi murid pun berubah. Pemikiran tentang hal ini membuat saya berpikir untuk menemukan cara mendidik sesuai potensi mereka masing-masing. Bukan saja pemikiran, melainkan juga perilaku saya yang berubah. Perubahan nyata yang saya rasakan yaitu keinginan saya membuka diri untuk berkolaborasi dengan murid mempersiapkan proses pembelajaran di kelas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka.

Berkaca dari beberapa perubahan pemikiran dan perilaku yang saya alami, upaya pun mulai terpikirkan. Dalam jangka dekat, saya menyiapkan diri untuk tidak lagi menyamaratakan potensi murid. Sebagai pengingat bagi diri, saya hendak menambahkan poin tambahan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berupa alternatif metode bagi murid dengan potensi berbeda.

Lebih lanjut lagi, saya akan menerapkan prinsip kolaborasi dengan murid dalam persiapan proses pembelajaran. Selain untuk merangsang tumbuhnya salah satu profil pelajar Pancasila, yaitu kreatif juga sekaligus usaha menyesuaikan pembelajaran dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Sedangkan untuk mengidentifikasi kesulitan murid dalam belajar di rumah, saya akan berkolaborasi dengan orang tua murid.

Selain memperoleh gambaran kemajuan proses pembelajaran, juga sekaligus meningkatkan partisipasi mereka dalam mendukung proses pembelajaran. Kolaborasi awal sifatnya masih sederhana, yaitu sekadar mengedarkan kuesioner terkait peran orang tua dalam proses pembelajaran murid di rumah.

Dari hal-hal tersebut di atas, ada harapan saya perlahan akan mulai bisa menerapkan proses pembelajaran yang ‘benar-benar’ berpusat pada anak.

Konstruksi Pembelajaran

Secara konkret di kelas saya akan mencoba mengembangkan merdeka belajar berbasis murid.

Pada tahap persiapan, saya akan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Aktivitas yang juga memuat daftar pertanyaan asesmen nonkognitif awal. Selain itu, akan menyiapkan alat, bahan, dan media pembelajaran kolaboratif bersama murid untuk menumbuhkan profil pelajar Pancasila kreatif pada diri murid. Tidak lupa saya akan berkolaborasi dengan orang tua murid dalam bentuk kuesioner untuk mengetahui peran mereka dalam perkembangan belajar murid di rumah.

Selanjutnya pada tahap pelaksanaan, proses pembelajaran terbagi menjadi tiga, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan pendahuluan menitikberatkan pada upaya mengetahui dan menggali potensi murid. Caranya yaitu melalui pelaksanaan asesmen nonkognitif awal pembelajaran.

Baca Juga: Pertemuan Diskusi Virtual Calon Guru Penggerak

Pada kegiatan inti saya akan mengusahakan pembelajaran berpusat pada murid. Langkah konkret yang akan saya lakukan, yaitu memberikan kesempatan kepada murid untuk memilih model belajar mandiri. Murid bebas memilih memanfaatkan buku cetak atau media komputer di laboratorium TIK. Selanjutnya saya akan memberikan penguatan materi yang telah mereka pelajari melalui rangkuman. Setelah itu memberikan pilihan metode pembagian kelompok. Kemudian membimbing murid menentukan pembagian kelompok menggunakan metode pembagian kelompok secara heterogen yang disepakati.

Langkah selanjutnya adalah membimbing murid melakukan praktikum dengan alat, bahan, dan media yang telah disepakati bersama menyesuaikan ketersediaan di sekitar rumah mereka. Setelah praktikum selesai, selanjutnya membimbing murid melakukan diskusi kelompok dan membuat presentasi dengan metode sesuai minat dan kreativitas masing-masing kelompok. Memasuki tahap presentasi hasil diskusi kelompok, saya akan membimbing perwakilan kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. Sebagai akhir kegiatan inti, saya akan memberikan penguatan hasil presentasi.

Saat kegiatan penutup saya akan mengajak murid melakukan penarikan kesimpulan pembelajaran. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan refleksi pembelajaran. Tidak lupa untuk penugasan saya akan memberikan pilihan penugasan untuk dikerjakan murid. Bentuk penugasan mandiri meliputi soal AKM literasi teks informatif, posting cerita selama mengikuti pembelajaran di web sekolah, dan sebagainya.

Semoga dapat mewujudkan rencana proses pembelajaran berpusat pada murid sehingga tercipta pembelajaran yang sesuai pemikiran KHD.

Harapan memang kadang tidak sesuai kenyataan, karenanya harus berani mencoba mengupayakan agar tahu ketercapaian sebuah harapan.

Posting Komentar

0 Komentar