Berbeda dengan sebelumnya, panitia melaksanakan lokakarya keempat ini secara luring pada Minggu (29/8). Bertempat di Hotel Aruna Senggigi, sebanyak 70 orang Calon Guru Penggerak (CGP) yang terbagi menjadi lima kelompok mengikuti lokakarya dengan penuh semangat.
Pelaksanaan Lokakarya
Dengan mengusung agenda praktik coaching dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdiferensiasi, lokakarya berlangsung dalam beberapa sesi. Di antaranya, yaitu setelah sesi pembukaan kemudian lanjut praktik 1. Peserta dengan pendampingan dari pengajar praktik melakukan Refleksi Komitmen. Pada sesi ini masing-masing peserta menuliskan kekuatan diri saat berusaha melaksanakan rencana jangka pendek yang telah disusun sebelumnya.
Selanjutnya, salah seorang peserta diminta memimpin Penyadaran Napas dengan Metode ‘STOP’. Dalam kegiatan selama kurang lebih lima belas menit ini, peserta memperoleh kesempatan melakukan refleksi kekuatan diri. Pada akhir kegiatan, pengajar praktik meminta masing-masing peserta untuk menceritakan kekuatannya.
Hangat mendadak memenuhi ruang pertemuan. Setiap kata yang keluar dari peserta adalah sumber kekuatan. Sesaat kemudian keheningan melingkupi semua yang ada di dalamnya. Isak pelan terdengar. Suara tersendat-sendat hinggap di telinga. Ada beban terlepas saat peserta mengungkapkan. Selama empat bulan mengikuti pendidikan, peserta telah banyak mempertaruhkan banyak hal. Bukan saja keluarga, tetapi juga diri sendiri. Namun, kekuatan diam-diam menyelinap dari rasa saling dukung antarsesama.
Sejenak hening pun menyergap. Masing-masing larut dalam ingatan tentang perubahan-perubahan kecil yang telah dilakukan. Selain itu, ruangan juga mengabarkan tentang rencana perbaikan ke depan. Dalam diam ada perenungan dalam diam-diam. Tentang tekad melanjutkan perjuangan. Perihal niat untuk menuntaskan. Semua demi perubahan terbaik bagi anak negeri dan juga tempat mengabdi.
Keheningan berlanjut saat pengajar praktik selaku fasilitator pertemuan meminta peserta melakukan pemetaan diri. Dalam sesi Pemetaan Diri ini, masing-masing peserta menuliskan ciri khas saat mengajar, umpan balik murid dan sejawat serta cara meredakan emosi negatif. Setalah semua peserta menempelkan hasilnya, sesi pun berlanjut.
Keheningan berubah menjadi keriuhan komunikasi dua arah. Komunikasi efektif antarpeserta sebagai coach dan coachee dalam sesi Pengembangan Orang Lain melalui praktik coaching. Sesi yang menguras segala pemahaman terkait langkah coaching model TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Aksi Nyata, dan Tanggung Jawab). Masing-masing peserta berbagi peran sebagai coach dan coachee. Peran-peran yang nantinya akan menjadi acuan dalam aksi nyata di sekolah masing-masing. Tentu dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari peserta lain sebagai pengamat.
Sesi berikutnya adalah Identifikasi RPP Berdiferensiasi. Sesi ini membutuhkan kejelian menganalisis RPP Berdiferensiasi milik salah seorang peserta. Ada tiga poin besar dalam lembar identifikasi, yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk. Pada masing-masing diferensiasi, poin-poin analisis yang seharusnya muncul pada RPP Berdiferensiasi yang ideal. Dalam praktiknya, RPP Berdiferensiasi yang disusun oleh salah seorang peserta masih membutuhkan perbaikan dalam beberapa poin.
Belajar dari sesi sebelumnya, tibalah pada sesi terakhir, yaitu Menyusun RPP Berdiferensiasi. Pada sesi ini, masing-masing kelompok menentukan satu materi untuk dijabarkan menjadi RPP. Diskusi hangat masing-masing kelompok menjadi warna dalam proses penyusunannya. Hingga akhirnya tibalah sesi presentasi hasil diskusi kelompok. Kehangatan komunikasi sangat terasa pada sesi ini. Masing-masing kelompok berusaha memberikan penjelasan terbaik kepada peserta lainnya.
Refleksi Lokakarya
Pada akhir lokakarya, pengajar praktik mengajak peserta bermain lempar bola. Peserta yang menangkap bola selanjutnya bertugas menyampaikan refleksinya. Refleksi terkait pengalaman berharga dan hal baik yang diperoleh selama lokakarya.
Menurut saya pengalaman berharga pada lokakarya hari ini adalah pemahaman baru terkait coaching dan penyusunan RPP berdiferensiasi. Lahir komitmen untuk menerapkannya dalam bentuk aksi nyata di sekolah. Pengalaman berharga lainnya adalah harus mulai mengubah mindset bahwa proses pembelajaran sejatinya adalah coaching. Sedangkan hal baik yang bisa dipetik adalah kesadaran bahwa ternyata diri sendiri memiliki kekuatan untuk bertahan, berjuang, dan belajar sampai sejauh ini. Ke depannya ada harapan semoga kekuatan itu senantiasa ada dan terus tumbuh sebagai inspirasi bagi sesama.
Penugasan Lokakarya
Seperti halnya dengan sebelumnya, lokakarya 4 Program Pendidikan Guru Penggerak ini juga menyiapkan tugas untuk peserta. Berikut ini adalah tugas yang harus diselesaikan sebelum pelaksanaan lokakarya 5.
- Membuat RPP Berpihak pada Anak dan menerapkannya di kelas;
- Meminta salah seorang guru untuk melihat praktik Bapak/Ibu dan memberikan umpan balik;
- Meminta komentar dari murid seusai pembelajaran dan mencatatnya;
- Membuat rencana strategi coaching tentang salah satu rekan sejawat dengan meminta izin sebelumnya kepada rekan tersebut.
Tentu bukan tugas yang ringan. Namun, tidak harus merasakannya sebagai sesuatu yang berat. Semua akan mudah jika ada kolaborasi dengan sejawat yang indah. Termasuk di dalamnya adalah dukungan dari pihak sekolah, murid, dan orang tua/wali murid. Tanpa adanya kolaborasi terutama dalam komunitas praktisi, mustahil rasanya tugas dapat terselesaikan dengan baik. Semoga dukungan baik senantiasa menyertai hal-hal baik terkait perubahan baik yang akan kita lakukan. Aamiin.
0 Komentar