Pembelajaran Tatap Muka (PTM), meskipun terbatas adalah angin segar. Setidaknya ada kemudahan jalan untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dari Pendidikan Guru Penggerak. Hal ini berbeda jauh dengan saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Terutama implementasi hasil belajar yang melibatkan murid sebagai aktor utama. Dalam pelaksanaannya membutuhkan kreativitas lebih tinggi. Calon Guru Penggerak (CGP) harus menyiapkan banyak hal.
Berbeda halnya dengan PTM Terbatas. Meskipun tantangannya relatif sama karena muridnya tidak berbeda, tetapi setidaknya lebih mudah dalam mengorganisir. Sekarang tidak perlu repot lagi mendatangkan atau mendatangi murid. Tinggal mengatur waktu saja. Namun, bukan berarti tidak ada tantangan. Tantangan tetap saja ada. Bagaimanapun juga melakukan perubahan haruslah siap dengan tantangan.
Termasuk pada saat hari pertama masuk sekolah. PTM Terbatas kali ini sebenarnya merupakan tahap kedua. Tahap pertama baru berjalan seminggu dan materi masih sekadar pengenalan lingkungan sekolah. Pada tahap kedua ini, CGP mengambil langkah pertama, yaitu Pemetaan Kebutuhan Murid Kelas VII. CGP melaksanakan pemetaan pada hari pertama pertemuan di kelas secara luring.
CGP melakukan pemetaan kebutuhan murid dengan tujuan untuk memudahkan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdiferensiasi. Hal ini penting terutama karena CGP mendapat tugas mengajar kelas VII. Berbeda dengan kelas VIII dan IX yang lebih mudah dalam melakukan diferensiasi terutama aspek kesiapan belajar murid. Guru bisa mengetahui dari pencapaian hasil belajar sebelumnya.
Sedangkan bagi guru yang mengajar kelas VII, tentu tidak semudah itu. Membutuhkan kejelian CGP dalam menentukan kesiapan belajar murid. Oleh karena itu, CGP pun melakukan pemetaan kebutuhan murid berdasarkan minat dan profil belajarnya. Hal ini relatif lebih mudah. Langkah-langkahnya pun cukup sederhana.
Bagaimana Langkah-langkahnya?
- Guru menyiapkan kuesioner terkait minat dan profil belajar murid. Dalam kuesioner guru menyertakan pilihan-pilihan. Nantinya murid akan menentukan sendiri pilihan sesuai potensi yang dimilikinya.
- Guru mengawali proses pembelajaran dengan curah pendapat terkait pelaksanaan PJJ sebelumnya. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui kondisi awal murid saat melakukan PTM Terbatas.
- Guru membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan terkait minat (seni, olahraga, sains, dll) dan profil belajar murid (audio, visual, audiovisual, dll).
- Guru meminta murid mengisi kuesioner dengan jujur. Pada tahap ini guru memberikan tambahan penjelasan terkait pentingnya memetakan kebutuhan murid pada pertemuan selanjutnya.
- Guru membuat rekapitulasi hasil pemetaan kebutuhan murid. Rekapitulasi ini akan memudahkan guru dalam melakukan proses pembelajaran berdiferensiasi nantinya.
- Guru menentukan aspek yang sesuai dengan tujuan proses pembelajaran berikutnya. Selanjutnya menentukan aspek sosial dan emosional yang akan diintegrasikan.
- Guru menyusun RPP Berdiferensiasi dan Sosial Emosional untuk pertemuan berikutnya.
Untuk mendapatkan umpan balik, pada saat proses pembelajaran hari pertama, guru mengajak rekan sejawat dalam komunitas praktisi sekolah untuk menjadi pengamat. Hal ini penting guna menyusun rencana perbaikan ke depannya.
Berikut ini adalah contoh kuesioner yang bisa digunakan dalam pemetaan kebutuhan murid. Semoga bermanfaat.
0 Komentar