Hari ini (26/9) mulai pukul 08.00 Wita sampai 15.30 Wita, Calon Guru Penggerak (CGP) Lombok Barat kembali mengikuti lokakarya. Sebagai salah satu dari 15 orang peserta lainnya, saya melihat banyak peristiwa terjadi di dalam ruang Lobar 2 Hotel Aruna Senggigi Lombok Barat. Dalam pelaksanaan lokakarya 5 ini, saya kembali belajar banyak hal.
Peristiwa dalam lokakarya 5
Sebab lupa adalah manusiawi, mencatat peristiwa adalah upaya mengingatnya kembali
- Sudomo
Melakukan refleksi kompetensi merupakan materi pertama yang saya pelajari. Pada sesi ini, saya mendapat kesempatan mengingat kembali tentang kompetensi guru penggerak pada lokakarya 1. Selanjutnya saya berkaca pada pencapaian diri sendiri selama lima bulan ini. Beberapa kompetensi terlihat telah mengalami peningkatan. Namun, beberapa kompetensi lainnya masih jalan di tempat. Oleh karena ini hal ini menjadi acuan bagi saya untuk bisa menentukan kompetensi yang telah dan belum dikuasai. Berdasarkan refleksi diri, saya pun mencatat kompetensi-kompetensi tersebut dalam Lembar Kerja 5.1. Selanjutnya dari Lembar Kerja tersebut, saya pun tahu kekuatan dan kelemahan pada diri saya.
Berawal dari refleksi, selanjutnya saya berbagi dengan sejawat CGP terkait strategi pengembangan kompetensi lewat Lembar Kerja 5.2. Banyak strategi baru saya dapatkan pada sesi ini. Salah satu contohnya, yaitu strategi pengembangan kompetensi memimpin upaya membangun lingkungan belajar yang berpusat pada murid. Strategi baru yang saya dapatkan dari rekan sejawat CGP SMP Negeri 1 Narmada ini adalah membentuk tim perencanaan dan pengembangan pembelajaran berpusat pada murid di sekolah. Saya percaya dengan menerapkan strategi ini akan lebih mudah dalam mendukung pengembangan kompetensi saya.
Pengembangan kompetensi diri seorang CGP selanjutnya diwujudkan dalam identifikasi dukungan dan hambatan. Masing-masing peserta mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat, siapa saja yang dapat mendukung dan menghambat serta upaya menjaga dukungan dan mengatasi hambatan. Dari hasil identifikasi tersebut, pengajar praktik selaku narasumber lokakarya meminta beberapa orang perwakilan untuk menjelaskan hasil identifikasinya.
Selanjutnya hasil identifikasi tersebut menjadi bahan dalam penyusunan Lembar Kerja 5.3. tentang Rencana Pengembangan Kompetensi CGP tiga bulan ke depan. Saya memilih beberapa kompetensi yang memang belum berkembang pada diri saya untuk menjadi aksi nyata. Hal ini merupakan upaya menantang diri untuk terus mengembangkan kompetensi.
Perasaan
Sebab membahagiakan diri adalah salah satu kunci mewujudkan mimpi
- Sudomo
Mengikuti rangkaian kegiatan lokakarya terasa sangat menyenangkan. Banyak hal baru sebagai masukan perbaikan adalah salah satunya. Berhasil mengetahui kekuatan dan kelemahan diri terkait kompetensi juga salah satu bagiannya. Selain itu, kolaborasi dengan sejawat CGP saat diskusi merupakan alasan kebahagiaan lainnya. Demikian pula dengan keberadaan pengajar praktik selaku fasilitator. Terlebih lagi adanya penguatan dari pengajar praktik. Dengan kata lain ada yang menjadi penyulut semangat untuk tetap bahagia menjalankan nilai dan peran sebagai CGP.
Berawal dari bahagia mengikuti lokakarya, tumbuhlah semangat dan tekad menguatkan komitmen menuntaskan apa yang telah dimulai. Terlebih perjalanan pendidikan yang hampir di penghujung waktu, membuat perasaan tidak sabar untuk bergegas menyelesaikan pendidikan. Apa pun hasilnya nanti, yang terpenting adalah adanya aksi nyata secara berkesinambungan di sekolah dalam mewujudkan pembelajaran berpusat pada murid.
Pembelajaran dari lokakarya 5
Selalu ada pembelajaran baru pada setiap proses perjalanan menuju perubahan
- Sudomo
Termasuk di dalamnya adalah pembelajaran dari Lokakarya 5 Pendidikan Guru Penggerak (PGP) ini. Beberapa pembelajaran saya dapatkan selama proses lokakarya berlangsung. Bukan saja dari materi yang saya pelajari, melainkan juga dari aktivitas dalam ruang pertemuan. Berikut ini adalah beberapa pembelajaran dari materi, diskusi, dan aktivitas dalam ruang pertemuan.
- Menjadi seorang CGP adalah pilihan, terus mengembangkan kompetensi adalah keharusan;
- Memberikan masukan membangun adalah baik, tetapi lebih baik lagi adalah mau dan terbuka menerima masukan untuk perbaikan dan pengembangan kompetensi lebih baik lagi;
- Setiap kegiatan terkait pengembangan kompetensi dapat berjalan baik dengan adanya perencanaan yang baik pula;
- Rencana yang baik adalah sebagian eksekusi pengembangan kompetensi yang sudah terlaksana, sisanya tergantung pada niat menuntaskannya;
- Menjaga dukungan dan meminimalisasi hambatan yang ada adalah langkah baik untuk mengembangkan kompetensi;
- Melakukan refleksi diri adalah kunci dalam menentukan strategi terbaik untuk perubahan ke arah lebih baik;
- Menjadikan refleksi belajar dalam proses pembelajaran di sekolah sebagai kebiasaan akan mendukung terciptanya budaya positif di kelas dan sekolah;
- Refleksi bukan saja oleh diri sendiri, melainkan juga dari unsur-unsur pembelajaran di luar diri, murid dan sejawat adalah contohnya.
Perubahan
Perubahan dapat terjadi dalam diri jika diri mau belajar dari kekurangan di masa lalu
- Sudomo
Selama proses belajar banyak perubahan yang saya alami. Salah satunya adalah perubahan pola pikir tentang kompetensi seorang CGP. Awalnya saya berpikir, bahwa kompetensi akan terasah seiring berjalannya waktu. Namun, ternyata bukan saja perkara waktu. Hal ini karena kompetensi juga akan terasah melalui belajar dan mencoba untuk mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari. Yang terpenting kompetensi akan lebih mudah berkembang jika berhadapan langsung dengan penerapan hasil belajar.
Selain itu, perubahan lainnya adalah terkait pemahaman. Dari proses pembelajaran, pemahaman saya terkait kompetensi seorang CGP semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan kemampuan saya melakukan refleksi belajar dengan baik pada akhir lokakarya.
Tidak lupa, dari proses pembelajaran mampu mengubah kejenuhan menjadi semangat yang menggelora. Hal ini karena terpicu oleh semangat sejawat CGP lainnya. Oleh karena itu, saya terpacu juga untuk mengalahkan jenuh dengan senjata andalan berupa komitmen untuk terus tergerak, bergerak, dan menggerakkan.
Berdasarkan refleksi belajar di atas, setidaknya ada satu hal penting yang bisa menjadi pegangan bagi CGP selalu guru di sekolah. Hal tersebut adalah menjadikan refleksi proses pembelajaran sebagai sebuah kebiasaan. Seorang guru sudah seharusnya menjadikan refleksi proses pembelajaran sebagai kegiatan rutin.Bukan saja oleh guru, tetapi juga membiasakannya pada murid. Pada akhirnya dengan budaya reflektif ini akan menghasilkan proses pembelajaran yang lebih bermakna.
Guru Bergerak, Indonesia Maju
0 Komentar