Header Ads Widget

Belajar Terus Seterusnya Pembelajar

LMS Modul 3.3.a.10. Aksi Nyata (Bagian 1)

Rancangan Aksi Nyata Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Nama Program

Peningkatan Kepemimpinan Murid dalam Literasi Berdiferensiasi di Kelas

Latar Belakang

Kepemimpinan murid dapat dibentuk melalui pelibatan murid untuk merancang dan melaksanakan kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan terlebih dahulu di dalam kelas sesuai dengan kebutuhan murid. Untuk mengetahui kebutuhan tersebut perlu adanya pemetaan terlebih dahulu. Berdasarkan pemetaan di kelas 7C1 SMP Negeri 3 Lingsar, semua murid menginginkan adanya ketersediaan bahan bacaan nonteks di kelas. Berangkat dari keinginan tersebut, tercetuslah keinginan mereka untuk mengadakan kegiatan literasi berdiferensiasi di kelasnya. Terlebih ada salah seorang murid yang menyatakan siap menjadi koordinator kegiatan. Pihak sekolah pun menyambut positif dengan memberikan izin kepada guru dan wali kelas untuk mengarahkan.

Tujuan

  1. Meningkatkan kompetensi kepemimpinan murid di dalam kelas;
  2. Menumbuhkan budaya positif membaca secara berdiferensiasi di dalam kelas.

Tolok Ukur

  1. Tersampaikannya motivasi membaca kepada murid dari komunitas literasi sekitar sekolah;
  2. Tersusunnya Tim Pelaksana Kegiatan literasi membaca secara berdiferensiasi di dalam kelas dengan murid sebagai unsur utama serta guru dan wali kelas selalu pengarah;
  3. Tersusunnya jadwal penanggung jawab harian dan penyediaan buku di dalam kelas;
  4. Tersedianya beragam bahan bacaan nonteks pelajaran di dalam kelas berupa buku cetak dan digital;
  5. Terselenggaranya monitoring pelaksanaan kegiatan oleh Tim Pelaksana Kegiatan melalui Lembar Monitoring yang telah disiapkan;
  6. Terselenggaranya evaluasi pelaksanaan kegiatan oleh Tim Pelaksana Kegiatan berdasarkan lembar baca yang diisi secara manual atau digital lewat blog kelas oleh murid.

Linimasa Tindakan

  1. Melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah; (Minggu II Oktober)
  2. Melakukan kolaborasi dengan sejawat dalam komunitas praktisi sekolah terkait rencana pelaksanaan program; (Minggu II Oktober)
  3. Memberikan pembekalan awal terhadap murid terkait arti penting literasi dan bentuk-bentuk kegiatan literasi yang bisa dilakukan berkolaborasi dengan komunitas literasi sekitar sekolah; (Minggu II Oktober)
  4. Melaksanakan rangkaian kegiatan literasi berdiferensiasi di kelas oleh Tim Pelaksana Kegiatan; (Minggu III Oktober - Minggu IV November)
  5. Mengadakan pertemuan evaluasi bulanan oleh Tim Pelaksana Kegiatan dengan guru dan wali kelas sebagai pengarah; (Minggu IV November)
  6. Melakukan kolaborasi dengan orang tua untuk memberikan dukungan kepada anaknya yang memiliki kompetensi kepemimpinan berupa pengadaan buku bacaan yang variatif dan dorongan kepada anaknya bahwa anaknya mampu melaksanakan tugas dengan baik; (Minggu I November)
  7. Melakukan promosi pelaksanaan program ke komunitas/masyarakat sekitar melalui media sosial milik sekolah dan blog kelas. (Minggu IV November)

Dukungan yang Dibutuhkan

  1. Dukungan kepala sekolah terkait izin pelaksanaan dan penyiapan Surat Keputusan bagi Tim Pelaksana Literasi Berdiferensiasi;
  2. Dukungan dari pihak sekolah terutama terkait pengadaan sarana dan prasarana berupa pengadaan laptop, rak buku atau meja kecil untuk tempat buku serta kertas kado, double tape, gunting, dan lain-lain;
  3. Dukungan dari sekolah terkait penyediaan buku bahan bacaan berbagai jenis;
  4. Dukungan dari sejawat dalam komunitas praktisi di sekolah untuk pelaksanaan literasi berdiferensiasi di kelas;
  5. Dukungan dari pihak murid untuk pengadaan kardus sebagai tempat menaruh buku sekaligus pengerjaan membentuk dan menghiasnya;
  6. Dukungan orang tua dalam memberikan dorongan kepada anaknya agar aktif mengikuti kegiatan literasi berdiferensiasi di kelas;
  7. Dukungan dari komunitas literasi sekitar untuk memberikan penguatan arti penting membaca sekaligus berbagi pengalaman membaca.

Artikel Refleksi

Peristiwa

Dalam pelaksanaan aksi nyata banyak terjadi peristiwa. Hampir sebagian peristiwa merupakan implementasi dari rancangan yang dilakukan sebelumnya. Beberapa peristiwa melahirkan perasaan, memberikan pembelajaran, dan menguatkan perubahan.

Koordinasi dengan Kepala Sekolah

Situasi yang ada di sekolah, yaitu telah terbentuknya koordinasi pelaksanaan program sebagai sebuah kebiasaan positif. Berbagi informasi secara formal maupun informal berusaha disampaikan untuk memberikan gambaran terkait pelaksanaan program. Hal ini juga dilakukan sebagai upaya memperoleh dukungan demi kelancaran pelaksanaan kegiatan.

Pada tahap ini Calon Guru Penggerak (CGP) berinisiatif melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah. Sebagai bekal koordinasi, CGP telah lebih dulu menyiapkan proposal pelaksanaan kegiatan. Alasan utama aksi ini adalah demi tersampaikannya informasi terkait pelaksanaan kegiatan dan upaya memperoleh dukungan dari sekolah.

Hasil utama dari aksi ini adalah sebagai berikut:

  1. Tersampaikannya informasi pelaksanaan kegiatan secara detail kepada Kepala Sekolah;
  2. Diperolehnya dukungan dari pihak sekolah terkait pelaksanaan program.

Kolaborasi dengan Sejawat dalam Komunitas Praktisi di Sekolah

Situasi yang ada di sekolah saat ini adalah telah dirintisnya komunitas praktisi di sekolah. Komunitas ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi dengan sejawat. Dalam komunitas ini ada peristiwa belajar dan berbagi. Kolaborasi yang dilakukan selain belajar dan berbagi bersama juga biasanya dalam hal pembentukan tim pendukung.

Adanya tim pendukung yang solid akan memudahkan dalam pelaksanaan program. Hal inilah yang menjadi alasan utama yang mendasari kolaborasi. Terlebih adanya pembagian tugas bersama akan memudahkan dalam keterlibatan dalam program. Keterlibatan tersebut dengan menjadi bagian dalam pelaksanaan. Baik secara langsung dalam proses dokumentasi, juga sebagai pengamat proses. Pengamat proses pada akhirnya akan berperan pada saat melakukan refleksi kegiatan.

Hasil utama dari aksi ini adalah sebagai berikut:

  1. Terbentuknya tim pendukung dalam implementasi program;
  2. Disepakatinya pembagian tugas dan jadwal pelaksanaan program.

Pelaksanaan Kegiatan Literasi Berdiferensiasi

Kolaborasi dengan Komunitas Literasi Sekitar

Saat ini telah marak adanya komunitas literasi yang aktif bergerak menumbuhkan budaya membaca dan menulis. Tidak terkecuali komunitas yang ada di sekitar sekolah. Adanya kedekatan dengan komunitas merupakan sumber daya yang layak untuk dikembangkan. Kolaborasi dengan komunitas literasi akan memberikan pengalaman berbeda kepada murid terkait membaca. Adanya kolaborasi ini menjadi awal bagi pengembangan komunitas serupa di sekolah.

Alasan utama kolaborasi ini adalah agar murid bisa belajar dari pengalaman yang dibagi. Pengalaman-pengalaman baik yang dialami langsung oleh komunitas merupakan kunci terbukanya pemahaman murid terhadap arti penting membaca. Terbukanya pemahaman akan mendorong murid untuk mau melakukan hal serupa di kelasnya.

Hasil utama aksi ini adalah sebagai berikut:

  1. Tersampaikannya materi terkait motivasi membaca murid;
  2. Meningkatnya minat membaca di kalangan murid;
  3. Tumbuhnya motivasi dalam diri murid untuk terlibat aktif dalam pengembangan literasi sekolah.

Persiapan Kegiatan Literasi Berdiferensiasi di Kelas

Semenjak diberlakukannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas, kondisi kelas terasa kurang menyenangkan. Hal ini membuat murid kurang bergairah mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pemetaan, seluruh murid menyatakan setuju untuk bersama-sama menciptakan lingkungan kelas yang menyenangkan. Salah satu impian mereka adalah tersedianya bahan bacaan nonteks pelajaran di dalam kelas. Hal ini merupakan awal yang bagus untuk mulai menciptakan budaya membaca. Hal lainnya, yaitu adanya antusiasme murid untuk terlibat dalam Tim Pelaksana Literasi di Kelas.

Aksi ini diambil untuk mengakomodasi keinginan dan kebutuhan murid terhadap bacaan. Hal ini yang mendasari pelaksanaan literasi berdiferensiasi di kelas. Pada tahap persiapan dilakukan beberapa kegiatan yang menunjang kegiatan utama. Di antaranya, yaitu adanya inisiatif seorang murid yang mengajukan diri menjadi koordinator tim pelaksana literasi di kelas. Tentu ini menjadi sinyal positif bagi tumbuhnya sosok pemimpin literasi di kelas. Berawal dari kesiapan seorang murid ini, proses persiapan pun selanjutnya dipimpin oleh murid selaku koordinator tim.

Pelaksanaan persiapan yang dipimpin oleh murid dengan arahan guru dan wali kelas pun berjalan lancar. Mereka lantas melanjutkan kegiatan, yaitu menyusun jadwal penanggung jawab harian dan penyiapan buku. Selain itu, koordinator tim mengajak temannya berdiskusi terkait waktu pelaksanaan literasi berdiferensiasi. Dalam diskusi tersebut dihasilkan kesepakatan bersama terkait waktu pelaksanaan, persiapan tempat buku, penyiapan buku bacaan, peminatan bacaan oleh murid serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

Hasil utama dari aksi ini adalah sebagai berikut:

  1. Terpilihnya koordinator tim atas inisiatif mengajukan diri dari salah seorang murid;
  2. Terbentuknya tim pelaksana literasi yang disusun oleh murid sebagai koordinator tim;
  3. Dipahaminya tugas pokok dan fungsi penanggung jawab harian dan penyiapan buku;
  4. Disepakatinya jadwal persiapan lanjutan berupa pengadaan tempat buku dan bahan bacaan nonteks pelajaran;
  5. Tersusunnya pembagian jadwal penanggung jawab harian dan penyiapan buku;
  6. Tersusunnya lembar monitoring dan evaluasi yang akan digunakan oleh murid untuk perbaikan ke depannya.

- Bersambung –

Rencana ke Depan:

  1. Pembuatan tempat buku dari kardus oleh murid melalui kolaborasi pengarah dari unsur guru Prakarya dan wali kelas;
  2. Penyiapan bahan bacaan nonteks pelajaran oleh murid melalui kolaborasi dengan kepala perpustakaan dan komunitas gemar membaca SMP Negeri 3 Lingsar;
  3. Pelatihan pembuatan blog kelas dan pemanfaatan perpustakaan digital bagi murid di kelas yang memiliki minat dalam bidang digital;
  4. Simulasi literasi berdiferensiasi berdasarkan minat murid terhadap bahan bacaan dan cara penggunaannya (manual atau digital) 15 menit sebelum jam pertama dengan koordinator tim selaku penanggung jawab serta guru dan wali kelas sebagai pengarah;
  5. Implementasi literasi berdiferensiasi di kelas oleh tim pelaksana kegiatan.

Posting Komentar

0 Komentar