Header Ads Widget

Belajar Terus Seterusnya Pembelajar

Semangat Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan

Tanpa adanya semangat menjaga keberlanjutan mustahil praktik baik akan menjadi jalan perubahan

Benar adanya. Semangat adalah kunci untuk bisa melanjutkan hal-hal baik yang telah direncanakan. Termasuk salah satunya adalah praktik baik mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP). Komitmen tergerak untuk bergerak dan menggerakkan adalah dasar bagi sebuah keberlanjutan. Lantas kenapa harus berkelanjutan?

Tanpa keberlanjutan tidak akan pernah terlihat hasil yang sesungguhnya. Hal ini tentu akan membuat praktik baik yang telah dilakukan sebelumnya akan sia-sia. Segala kelelahan dalam melakukannya akan terasa percuma. Usaha perubahan sementara hanya akan menghasilkan kelelahan. Tentu akan sangat rugi jika hal tersebut dibiarkan berlarut. Terlarut dalam komitmen melanjutkan apa yang telah dimulai sejatinya adalah kunci. Tanpa adanya kepemilikan atas kunci, tentu akan berat membuka pintu gerbang perubahan.

Sebagai seorang guru penggerak nantinya, akan memiliki tanggung jawab moral terhadap apa yang telah dirintisnya. Hal-hal baik yang dirintis selama mengikuti pendidikan harus dikembangkan. Hingga pada akhirnya nanti akan berkelanjutan dan memberikan dampak pada murid di sekolah. Sembilan bulan mengikuti pendidikan rasanya cukup untuk menumbuhkan kembali semangat dalam diri. Semangat untuk terus menggali nilai dan peran berdasarkan kompetensi diri. Nilai dan peran yang hanya bisa menjadi konkrit dengan program tindak lanjut yang diterapkan.

Seperti halnya dengan beberapa aksi nyata yang telah dilakukan di SMP Negeri 3 Lingsar. Di sekolah yang berdiri sejak tahun 1994 ini memberikan ruang yang lega bagi semua guru untuk melakukan perubahan. Sekecil apa pun itu. Sebuah ruang yang memberikan kesempatan bagi guru untuk mengeksplorasi kompetensi demi kemajuan sekolah yang dicintai. Terutama adalah proses pembelajaran berpusat pada murid dan program berdampak pada murid.

Guna menjamin keberlanjutan program pendidikan guru penggerak, telah dilakukan refleksi akhir PGP. Hasil refleksi adalah tersusunnya rencana perbaikan dan pengembangan beberapa program di SMP Negeri 3 Lingsar. Upaya lainnya menjamin keberlanjutan PGP adalah dengan mencoba mengembangkan hasil selama mengikuti pendidikan. Salah satunya adalah sosialisasi kepada sejawat dalam komunitas praktisi untuk mengikuti PGP angkatan 6. Kebetulan salah satu wilayah sasarannya adalah Kabupaten Lombok Barat. Sosialisasi kepada sejawat ini dilakukan secara informal. Bukan saja pada pendampingan langkah-langkah melakukan pendaftaran. Melainkan juga sampai pada tahap tips dan trik sukses menjalani serangkaian tahap seleksi.

Dengan keikutsertaan sejawat dalam PGP angkatan 6 ini akan memudahkan dalam berkolaborasi mewujudkan perubahan. Selain itu, juga bisa menjadi sarana keberlanjutan aksi nyata yang telah dilakukan sebelumnya. Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 6 di sekolah nantinya bisa mengembangkan program yang ada atau melakukan pembaruan ide dalam pelaksanaannya. Bahkan CGP angkatan 6 nantinya bisa melahirkan ide-ide baru program sekolah berdampak pada murid. Hal ini tentu akan memperkaya sekolah dalam hal kepemilikan program merdeka belajar.

Aksi Literasi Berdiferensiasi di SMP Negeri 3 Lingsar

Upaya lain yang dilakukan menjamin keberlanjutan adalah dengan mengembangkan aksi nyata dari tingkat kelas menjadi komunal sekolah. Beberapa program yang dikembangkan, yaitu aksi literasi berdiferensiasi sebagai bagian dari pengelolaan kelas yang menyenangkan, pelatihan pemanfaatan komputer bagi murid terintegrasi mata pelajaran, dan budaya positif kesepakatan kelas. Selain itu, pengembangan literasi menulis murid melalui kegiatan pembuatan jurnal imtak hari Jumat.

Semua program tersebut merupakan program yang sifatnya berkelanjutan. Tentunya akan mengalami perubahan-perubahan dalam perjalanan. Dasar perubahan adalah temuan-temuan selama pelaksanaan monitoring dan evaluasi program. Perbaikan demi perbaikan akan terus dilakukan menyesuaikan perkembangan zaman murid. Tujuannya adalah agar program terus berkelanjutan sesuai kodrat zaman murid.

Selain program-program yang telah dikembangkan, masih ada beberapa rencana tindak lanjut yang belum dilaksanakan. Beberapa rencana tersebut di antaranya, yaitu kolaborasi dengan orang tua murid. Hal ini karena masih membutuhkan waktu khusus untuk membahas teknis terkait hal ini. Rencana kolaborasi dengan orang tua yang akan dilakukan adalah membentuk grup Whatsapp khusus orang tua/wali murid. Melalui grup nantinya akan dibagikan program-program berdampak pada murid yang telah dilakukan sekolah. Harapannya akan menggerakkan orang tua/wali dalam mengelola program-program yang telah ada. Hal ini sekaligus sebagai upaya promosi kiprah sekolah kepada masyarakat.

Program lainnya adalah pelatihan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Sosial Emosional. Hal ini karena proses pembelajaran telah memasuki semester genap. Berdasarkan koordinasi, ada masukan untuk mengimplementasikannya pada saat tahun pelajaran baru. Sementara itu peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam komunitas praktisi sekolah melalui pelatihan terkait IT (Ms Office, Google Sites, Blog, Video Pembelajaran, Canva for Education, dan lain-lain) masih direncanakan berlanjut menunggu keluangan waktu.

Program tindak lanjut juga masih membutuhkan persiapan. Di antaranya, yaitu mengembangkan budaya coaching di sekolah. Program promosi kiprah sekolah juga belum terlaksana secara sistematis. Upaya selama ini masih berupa promosi melalui website pribadi. Tentu perlu memikirkan ketersediaan media lain agar promosi bersifat masif dan berkelanjutan. Ada harapan, kolaborasi akan tetap terjaga agar semangat tergerak untuk bergerak dan menggerakkan semakin membara.

Posting Komentar

0 Komentar