Header Ads Widget

Belajar Terus Seterusnya Pembelajar

Komunitas Praktisi SMP Negeri 3 Lingsar

Tidak seberapa bukan berarti sama sekali tidak berarti apa-apa.

Sudomo

Definisi, Tujuan, dan Manfaat

Komunitas praktisi merupakan salah satu strategi yang melengkapi pengembangan profesi berkelanjutan. Konsep Komunitas Praktisi sudah banyak diterapkan oleh berbagai profesi dan penting pula diterapkan oleh guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah selaku aktor utama pendidikan.
Etienne Wenger dalam bukunya Community of Practice memperkenalkan istilah Komunitas Praktisi. Menurutnya, Komunitas Praktisi adalah “Sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik
dengan berinteraksi secara rutin” (Wenger, 2012). Praktik yang dimaksud bergantung pada konteks peran sehari-hari anggota komunitas praktisi. Praktik dalam Komunitas
Praktisi Guru dapat berupa praktik mengajar, interaksi dengan murid atau orang tua atau pengembangan diri.

Tujuan Komunitas Praktisi

Dikutip dari modul Komunitas Praktisi, tujuan komunitas praktisi adalah sebagai berikut:

  1. Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan pembelajaran;
  2. Memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota;
  3. Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka;
  4. Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi;
  5. Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari.

Karakteristik Komunitas Praktisi

Tidak semua komunitas termasuk komunitas praktisi. Ada tiga karakteristik yang membedakan komunitas praktisi dengan yang lain.

  1. Domain. Adanya kesamaan atas hal yang dianggap penting oleh anggota komunitas. Contohnya: Tujuan, identitas, minat, latar belakang, nilai yang dipercaya, keresahan tentang sesuatu isu atau persoalan bersama.
  2. Komunitas. Adanya norma/aturan sosial yang disepakati oleh anggota. Contohnya: Saling menghormati antar anggota, keinginan untuk berbagi, niat baik saling mendukung, interaksi yang rutin, terbuka untuk saling bertanya dan niat baik untuk saling mendukung dan berkontribusi.
  3. Praktik. Adanya pengetahuan yang dikembangkan, dibagikan, dan dipelihara sebagai hasil dari kegiatan komunitas praktisi. Contohnya: Informasi, hasil pembelajaran, pengetahuan yang dibagikan, alat dan bahan untuk pembelajaran atau hasil pembelajaran, dokumen-dokumen dan video.

Komunitas Praktisi SMP Negeri 3 Lingsar

  1. Domain: Guru-guru dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Lingsar yang memiliki tujuan untuk menjadi guru melek digital yang berpusat pada murid.
  2. Praktik: Adanya kesepakatan pertemuan sebulan sekali di sekolah untuk belajar bersama dan berbagi praktik baik pemanfaatan blog sebagai media alternatif pembelajaran.
  3. Komunitas: Adanya catatan ringkasan pembelajaran, foto, dan video kegiatan, serta kumpulan dokumen hasil kegiatan peserta.

Komunitas yang berkembang di sekolah ini masih sebatas komunitas kecil. Belum ada kolaborasi dengan komunitas sejenis di luar sekolah. Tahap kolaborasi masih ada dalam rencana ke depannya. Rencana terdekat sesuai kebutuhan anggota adalah memantapkan kompetensi melalui pengembangan diri dalam pelatihan rutin setiap bulan.

Komunitas ini terbentuk berawal dari obrolan santai dengan beberapa rekan sejawat guru. Obrolan tersebut sejatinya merupakan proses coaching. Hal ini karena saat mengobrol, ada upaya menggali potensi rekan sejawat terkait permasalahan yang dihadapinya. Saat itu rekan sejawat menghadapi masalah terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dari proses coaching tersebut, rekan sejawat guru menyampaikan keinginan dan rencananya agar bisa memanfaatkan blog. Salah satunya, yaitu dengan mengikuti pelatihan pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran alternatif.

Tindak lanjut coaching pun dilakukan melalui rencana penyelenggaraan pelatihan pemanfaatan blog. Setelah melakukan diskusi secara intensif, akhirnya ada beberapa orang sejawat yang ingin bergabung. Sebuah awal yang sayang jika disia-siakan. Ide pun berlanjut pada rencana pembentukan komunitas praktisi bloger di sekolah. Pendekatan-pendekatan pun terus dilakukan. Hingga akhirnya komunitas pun menyelenggarakan kegiatan pelatihan pemanfaatan blog untuk pertama kalinya. Beberapa anggota terlihat antusias mengikuti setiap sesi kegiatan.

Selang beberapa hari setelah pelaksanaan, refleksi pun dilakukan. Diskusi ringan bersama sejawat menjadi pilihan. Dari diskusi tersebut ada masukan untuk perbaikan ke depan. Salah satunya yaitu menyelenggarakan kegiatan secara rutin bulanan. Selain itu, juga ada masukan untuk mengembangkan bentuk pelatihan terkait pemanfaatan IT lainnya. Sebuah refleksi yang bisa dijadikan sebagai acuan menyusun rencana ke depan.

Komunitas Praktisi SMP Negeri 3 Lingsar

Guna menjaga keberlanjutan komunitas praktisi, selain menyelenggarakan pelatihan secara rutin, juga melakukan pendampingan terhadap sejawat. Pendampingan dilakukan saat sejawat melakukan update blog secara mandiri di luar pelatihan. Selain itu, juga dilakukan pengembangan ke depan dengan memberikan kesempatan kepada anggota untuk melakukan pengimbasan kepada sejawat lainnya yang belum mengikuti pelatihan blog.

Rencana ke depan adalah sejawat mampu melakukan pengimbasan kepada wali kelas. Tujuannya agar setiap wali kelas bisa menularkannya kepada murid di kelasnya. Minimal masing-masing kelas bisa memiliki blog yang dikelola oleh murid. Hal inilah dampak kegiatan yang diinginkan bisa tercapai. Murid dapat memanfaatkan blog untuk proses pembelajaran maupun untuk hal positif lainnya. Jika ini bisa terus berlanjut, bukan tidak mungkin budaya literasi menulis akan melekat pada diri murid, mulai saat ini hingga seterusnya.

Semoga.

Simak aksi nyata komunitas praktisi SMP Negeri 3 Lingsar melalui tayangan YouTube berikut ini. Jangan lupa subscribe, like, dan komen. Terima kasih.

Guru Bergerak, Indonesia Maju

Posting Komentar

0 Komentar